Belajar Sabar dari Kisah Nabi Ayyub as. | YDSF

Belajar Sabar dari Kisah Nabi Ayyub as. | YDSF

25 Juni 2020

Sudah jenuh dan lelah selama pandemi? Ingat Allah dan jangan sampai gegabah dalam bertindak serta beraktivitas. Salah satu yang bisa membuat kita untuk tetap bertahan dankuat dalam pandemi adalah dengan meneladani kembali kisah-kisah orang terdahulu, seperti kisah dari para Nabi dan Rasul.

Sebagaimana Allah Swt. berfirman,

وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Hud: 120)

Nabi Ayyub as., salah seorang Nabi dan Rasul yang diuji oleh penyakit tak kunjung sembuh oleh Allah Swt. Meski harus hidup dengan penyakit kulit dan dikucilkan selama bertahun-tahun, tetapi Nabi Ayyub as., tetap bersabar dan terus beribadah serta memohon perlindungan Allah Swt. Mari kita kilas balik sejenak, mempelajari kehidupan Nabi Ayyub as.

Asal Usul Nabi Ayyub as.

Nabi Ayyub as. berasal dari Romawi. Beliau merupakan putra dari Amush bin Tawikh bin Rum bin ‘Ish bin Ishaq as. Sehingga Nabi Ayyu as. masih merupakan satu garis keturunan dari Nbai Ibrahim as. dan masih memiliki hubungan darah dengan Nabi Yusuf as. yakni sepupu.

Nabi dan Rasul yang diperkirakan hidup lebih dari 100 tahun ini, diutus Allah untuk berdakwah kepada bangsa Aramia atau Rum (Romawi) dan Bani Israel di daerah Syam, tepatnya Damaskus. Istri Nabi Ayyub as. yang paling mahsyur dalam pendapat beberapa ulama bernama Rahmah binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub.

 

Ujian Penyakit Kulit dan Lepra Nabi Ayyub as.

Nabi Ayyub as. diberi karunia berupa harta yang melimpah oleh Allah Swt. Mulai dari hewan ternak, tanah, bahkan hartanya tak terhitung lagi. Bukan hanya harta secara materi, Allah juga memberikannya keluarga serta keturunan. Meski bergelimang harta dan hidup yang serba baik, tak membuat Ayyub lantas lupa untuk berbuat baik, bertaqwa, dan bersedekah kepada orang miskin.

Dari semua yang beliau miliki itulah, Allah mulai mengujinya. Ujian tersebut tak lain merupakan wujud kecintaan Allah pada setiap hamba-Nya. Ujian yang diberikan Allah Swt. berupa penyakit kulit, yakni kusta atau lepra. Setiap orang yang mengenalnya menjauhinya. Bahkan Ayyub juga mengasingkan diri.

Ujian Allah bukan hanya itu. Allah Swt. pun mengambil anak-anak Ayyub untuk ‘berpulang’ kepada-Nya. Di hari berikutna, bahkan semua hewan ternaknya dan nikmat harta yang Ayyub miliki habis dan hancur. Bertubi-tubi ujian yang Allah berikan kepada Nabi Ayyub as. Belasan tahun kondisi ini dialami oleh Ayyub.

Kesabaran Ayyub begitu luar biasa. Kecintaan Ayyub kepada Rabb-nya tak membuat ia lantas berkeluh kesah dan mengutuk Sang Pencipta atas setiap ujian yang ia alami. Justru, di setiap hembusan nafas ia gunakan untuk terus berdzikir kepada Allah Swt.

Dalam sebuah riwayat juga dikisahkan bahwa saat Ayyub berdialog dengan istrinya, beliau membandingkan berapa lama nikmat yang telah Allah beri dalam hidupnya dan berapa lama kondisinya dalama ujian. Hingga membuat Ayyub malu untuk disegerakan sembuh oleh Allah Swt.

 

Pelajaran dan Hikmah Sabar

Belasan tahun Nabi Ayyub as. menderita penyakit tersebut. Ada yang menyebutkan 18 tahun, namun ada pula yang menyebutkan 20 tahun lamanya. Namun, tidak ada dalam sehari pun beliau tidak berdzikir dan menghabiskan waktu untuk mengingat Allah Swt.

Hingga suatu hari, Nabi Ayyub as. memanjatkan doa kepada Allah Swt.,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Dan Ayyub ketika dia berseru kepada Rabbnya, sungguh aku ditimpa mudharat dan Engkau Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Al-Anbiya`: 83)

Tak lama kemudian, Allah pun menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub untuk menghentakkan kakinya ke tanah, sehingga kemudian muncul mata air. Lalu dijadikannya air tersebut untuk mandi, makan, dan minum. Seketika, atas kehendak Allah Swt., beliau sembuh. Bahkan Allah juga mengembalikan serta melipatgandakan segala nikmat yang dulu pernah dimiliki oleh Nabi Ayyub as.

Yang mana diabadikan dalam Al-Qur’an,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

“Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah.” (QS. Al-Anbiya`: 84)

Kesabaran menjadi kunci. Biar bagaimana pun kondisi, kesusahan yang sedang kita hadapi, jangan sampai kita hanya mengeluh dan tidak mau bersabar. Karena sesungguhnya di setiap kesabaran, dzikir serta doa yang kita panjatkan pada Sang Ilahi. Ada keberkahan menanti. Ada jawaban indah yang telah disiapkan oleh Allah. Bahkan di saat kita merasa berada di tempat paling gelap sekalipun, selama hati tetap terpaut pada Allah, akan ada cahaya Sang Ilahi yang menolong kita. (asm, berbagai sumber)

 

 

Baca juga:

MAKANAN PENINGKAT IMUNITAS (KEKEBALAN) TUBUH | YDSF

Hukum dan Dalil Qurban dalam Islam | YDSF

Vitamin D Pada Sinar Matahari | YDSF

PERSIAPAN DIRI MEMASUKI ERA NEW NORMAL | YDSF

Tingkatkan Semangat dan Nilai Berqurban | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: