Pentingnya Menjaga Diri dari Harta Haram | YDSF

Pentingnya Menjaga Diri dari Harta Haram | YDSF

3 Maret 2023

Salah satu sumber yang mempengaruhi perkembangan karakter seseorang adalah asupan makanan dan harta yang dikonsumsi. Hanya demi memenuhi gaya hidup, penilaian orang lain agar terlihat “mampu” atau “berada”, dan hal-hal duniawi lain, membuat seseorang tak segan melakukan segala cara untuk meraihnya. Padahal, Allah Swt. jelas melarang perbuatan tentang mengambil harta dan mengonsumsi makanan yang tidak baik.

Beberapa waktu terakhir, sempat viral kasus penganiayaan yang dilakukan oleh para remaja berusia 18-22 tahunan dan membuat mereka berakhir di meja hijau. Hebatnya warganet masa kini, mampu menelusur seluk beluk dari orang-orang yang terlibat. Bukan hanya pelakunya saja, bahkan latar belakang keluarganya juga terdeteksi. Diketahui, memang beberapa anggota keluarga dari yang bersangkutan memiliki kondisi hidup yang (dapat dikatakan) miris.

Dalam Islam, kita memang tidak mengenal karma. Namun, kita tahu bahwa setiap apa yang dilakukan pasti ada ganjarannya. Entah itu perbuatan yang baik, maupun buruk. Ganjaran bisa langsung dirasakan dan didapatkan saat masih hidup di dunia, tetapi bila tidak maka telah menunggu di akhirat.

Apapun ganjarannya, tentu kita tidak dapat menebak atau bahkan memaksakan diri untuk mengetahuinya. Sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (An-Naml: 65).

Hikmah yang dapat kita petik dari kasus viral tersebut adalah betapa pentingnya memperhatikan asupan dan pencarian harta yang halal. Karena dampaknya bukan hanya pada diri sendiri, melainkan juga keluarga.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 188, Allah Swt. Berfirman, “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”

Ayat tersebut diturunkan karena adanya peristiwa perselisihan masalah tanah antara Imriil Qais bin ‘Abis dan ‘Abdan bin Asyma’ al-Hadlrami. Dan, merupakan sebuah peringatan agar tidak merampas hak orang lain.

Berpedoman dengan ayat ini, maka sebagai seorang muslim yang selalu ingin taat kepada-Nya, kita hindari memilih mencari harta dengan jalan yang tidak baik. Terdapat beberapa sumber harta dari jalur yang haram, di antaranya: riba, curang dalam timbangan, mencuri, dan menyuap.

Selain harta, makanan pun harus diperhatikan asal usulnya, pembuatannya, hingga unsur-unsur kandungannya. Usahakan untuk selalu bisa mencari makanan yang halal, dari aspek apapun. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mu’minun ayat 51, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Baca juga: 4 Sumber Harta Haram | YDSF

Allah menyertakan perbuatan kebajikan dengan perihal konsumsi makanan yang baik, hal ini menandakan bahwa keduanya memiliki korelasi. Awalnya, perintah ini ditujukan kepada para nabi dan rasul untuk istiqamah dan berhati-hati menjaga makanannya dari yang haram, supaya mempermudah mereka mengerjakan kebajikan. Namun dalam perkembangannya, sebagai umat yang taat tentu kita juga harus mau dan mampu untuk mengikuti jejak beliau-beliau.

Dampak Mengonsumsi Harta & Makanan Haram

Setiap hal yang buruk, pasti akan berujung pada keburukan pula. Sama halnya bila seseorang coba-coba atau sudah terlanjur mengonsumsi harta dan makanan yang haram. Pasti ada dampak yang terasa dalam kehidupannya. Meski, terkadang Allah menunjukkan secara tidak langsung (ke si pelaku), melainkan juga bisa menjadi ujian melalui pasangan, anak, dan keluarganya.

Berikut kami rangkumkan lima dampak dari mengonsumsi harta dan makanan yang haram:

1.      Tindakan Durhaka kepada Allah Swt.

Perbuatan yang menjurus atau bahkan sudah termasuk kategori haram, merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh setan. Allah Swt. berfirman, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168). Segala tindakan yang mengikuti langkah setan adalah bentuk dari durhaka kepada Allah Swt.

2.      Doa Sulit Dikabulkan

Kesalahan bila dilakukan satu-dua kali, mungkin akan bisa dilumrahkan. Apalagi saat seseorang belum mengetahui ilmunya. Namun, meski kita tahu bahwa Allah Maha Pengampun, bukan berarti bisa semaunya sendiri mengulang kesalahan. Utamanya, berkenaan dengan hal yang haram.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim).

Baca juga: Membuat Nafkah Menjadi Berkah | YDSF

3.      Kemunduran untuk Umat Muslim

Mirisnya, pelaku dari pengumpulan harta yang haram dan mengonsumsi makanan yang tidak thayyib ini juga dilakukan oleh kaum muslim sendiri. Padahal, hal ini dapat memberikan dampak buruk yaitu penilaian buruk terhadap umat muslim dan Islam. Sehingga, kemunduran pun tak terelakkan.

“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah (salah satu transaksi riba), mengikuti ekor sapi (maksudnya: sibuk dengan peternakan), ridha dengan bercocok tanam (maksudnya: sibuk dengan pertanian) dan meninggalkan jihad (yang saat itu fardhu ‘ain), maka Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).

4.      Mendatangkan Bencana Hingga Adzab

Saat artikel ini diterbitkan, momennya tidak cukup jauh dengan peristiwa banjir bandang yang terjadi di Brasil. Bencana yang terjadi pada 20 Februari 2023 lalu itu, diduga merupakan akibat dari masyarakat setempat yang sehari sebelumnya mengadakan festival berunsur penyembahan setan.

Peristiwa tersebut hendaknya membuat kita menjadi belajar. Bahwa, memupuk dosa akan berakhir dengan adanya bencana dan adzab. Mungkin, tidak langsung dirasakan. Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah saw. Bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Hakim).

5.      Dekat dengan Neraka

Nasihat Rasulullah saw. untuk Ka’ab, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi). (ay)

 

 

Sucikan Harta dengan Berzakat


 

Artikel Terkait

DAMPAK MAKANAN HARAM BAGI MUSLIM | YDSF
Waktu Terbaik Terkabulnya Doa | YDSF
ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF
Mendahulukan Jamak-Qashar dalam Shalat Fardhu | YDSF
FIDYAH DALAM ISLAM DAN KETENTUANNYA | YDSF
Kisah Mualaf, Musibah Membuatku Hijrah | YDSF
WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF
Sujud Setelah Shalat | YDSF

 

Hadiri Kaafah Milad ke-36 YDSF



Tags: dampak harta haram, efek harta haram, dampak konsumsi harta haram, efek konsumsi makanan haram

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: